Saturday, January 15, 2011

Banjir Lahar Dingin Merapi

,
Hujan deras menjelang maghrib. aku pikir cuma hujan biasa dan nggak terpikir bakal berakibat seperti gambar sebelah. Yah, it gara-gara lahar dingin yang merusak jalan raya dari Dusun Salakan hingga Dusun Gemampang, desa Sirahan, Kecamatan salam, kabupaten magelang, Jawa tengah.

Salah satu rumah yang terendam pasir
Kondisi yang ku lihat dan ada beberapa photo yang sempat terekam dalam HP nexian-ku yang tidak bisa semuanya ku-upload disini.

Dalam gambar disamping bisa kita lihat betapa kuatnya arus air campur pasir menerobos jalan raya dan meluluhlantakkan apa yang ada disekitarnya.

Bagaimana gak hancur, batu yang terbawa arus ikut membentuk pola yang alamiah berupa parit sungai baru yang tepat berada di jalan raya. Memang susah untuk dipikir dengan akal. Bagaimana bisa? apa aku harus melihatnya pada saat air itu menggerus jalan raya?

Bukan hanya di beberapa dusun di desa sirahan saja yang kena. Gempol sebuah dusun yang merupakan jalan lintas magelang-jogjakarta ikut hancur dan lahar dingin itupun naik kepermukaan jembatan yang menghubungkan kedua kota itu. Ada sebuah batu besar (mungkin sebesar begu/traktor/fuso double track yang 'nangkring' di pinggir jalan.

Jalan raya yang telah membentuk parit sungai ...
Kerusakan yang ditimbulkan memang besar dan merugi puluhan miliar mungkin. Dengan kejadian ini, seharusnya sudah ada antisipasi dini dari pemerintah menyangkut tata kota dan management irigasi yang selama ini terbukti diluar prediksi dan sempat membuat goyah kepercayaan rakyat agar kedepan, kerugian atas bencana serupa dapat lebih di reduksi.

Menurut pandangan saya sih, ada beberapa hal yang mesti digarisbawahi dan ditindaklanjuti sehubungan dengan bencana, korban dan antisipasi/penanggulangan bencana ini, yakni:

A. Dari segi Geografis :

Penataan kota dan sistem irigasi yang ada saat ini perlu ditinjau kembali. Seharusnya ada koordinasi yang berkesinambungan antara 4 element berikut ini:
(1). Pemeritah daerah dan pihak yang berwenang dalam penataan kota
(2). Pembenahan sistim irigasi / pengairan.
(3). Badan yang berkepentingan dalam hal Geologi dan 'kegunungmerapian' untuk membuka kembali lembaran yang lalu secara historis atas pola dan kecenderungan yang ada pada perubahan bebatuan dan tanah tiap tahun.
(4). Kesiapan rakyat dalam hal Pengetahuan dan Penanggulangan bencana serupa atau lainnya.

B. Dari segi Keuangan :

Bencana identik dengan kerugian. ini artinya mesti ada wadah yang mengelola dana yang diperuntukkan bagi korban bencana/ pengungsi. Memang bagus dengan menyebar pengumuman bantuan-bantuan. itupun bila tanpa 'syarat' dari si donatur. Bila ada, kan bisa lebih repot lagi. Memang kita tidak seharusnya 'pelit' dan terlalu 'banyak pertimbangan' atas hal ini. Akan tetapi, alangkah baiknya bila wadah/instansi baru itu telah siap sedia dengan stok yang katakanlah cukup memadai untuk pembiayaan bencana tersebut.
Disini saya ingin menggarisbawahi bahwa adalah lebih baik ikhtiar dari sekarang daripada mengharap bantuan dari luar negeri yang jelas tidak sedikit yang meminta imbalan.

Kita memang tidak mengharapkan bencana ini datang dan datang lagi.
Ada orang bijak bilang:
"Sedia payung sebelum Hujan!"
Nah, mungkin ini cuma pepatah lama. Tapi sangat berarti bagi kita bila mau merenunginya sejenak dan menimlementasikannya secara nyata.

Lagi online di Pengungsian (asyik juga sih)
Tak seorangpun yang berharap akan datangnya bencana.
Itu semua hanya segelintir contoh; entah contoh ujian atau adzab. Tak seorangpun tau.
Semoga kedepan lebih baik lagi dan bencana dapat tertanggulani sedini dan sebaik mungkin

Bertahanlah wahai indonesiaku!

0 comments to “Banjir Lahar Dingin Merapi”

Post a Comment

Warning : Vulgar, pornographic or x-ethnical comments will be removed!